Soeprijadilahir pada 13 April 1923 di Trenggalek, Jawa Timur. Usai lulus dari MULO, Soeprijadi melanjutkan pendidikannya di Sekolah Pamong Praja Magelang. Soeprijadi bergabung dengan PETA yang ditugaskan di Blitar, Jawa Timur. Saat itu, Soeprijadi menyaksikan penderitaan para pekerja romusha. Oleh karena itu, Soeprijadi ingin memberontak Trenggalek Regency is one of the regencies in the southern part of East Java Province, which its landscape strongly expresses the historical influence of ancient volcanism and tectonics. Unlike the three neighboring districts, namely Ponorogo, Pacitan, and Tulungagung, the archaeological potential related to the condition of the Trenggalek region's landscape has not been studied much. Hills and mountains with steep slopes form nearly 80% of the Trenggalek area. In the south, karst hills and coastal areas are stretch from west to east, connecting with the East Pacitan karst area on the west and the Tulungagung karst area on the east. The lowlands are only found in the central part, forming an intermontane basin with the Ngasinan River as the main river. A geoarchaeological approach is needed to explore the archaeological potential by studying the uniqueness of its landscape history and geological formations. Through this approach, this research leads to the pilot development of a geopark based on the features and uniqueness of the Trenggalek region's natural history and its correlation with the accompanying non-geological aspects, namely the diversity of archaeological and biological sites. Initial efforts were made by finding, recording, and assessing the features and uniqueness of locations that could potentially be used as geosites. This concept combines earth, cultural and biological aspects to conserve geological heritage, enhance the local economy, and education. The analysis of each element is based on a geoarchaeological perspective through spatial data processing based on the Geographic Information System GIS. The final result is in the form of scientific knowledge about the geoarchaeological potential of the Trenggalek area and recommendations for geopark development according to the potential level of each geosite. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL PANALUNGTIK e-ISSN 2621-928X Vol. 5 No. 1, Juli 2022, pp 16 – 33 DOI 16 POTENSI GEOARKEOLOGI WILAYAH TRENGGALEK DAN PELUANGNYA BAGI PENGEMBANGAN GEOPARK Geoarchaeological Potential of The Trenggalek Region and Opportunities for Geopark Development J. Susetyo Edy Yuwono1, Janati Prariyadiyani2, dan Raka Pranadipta3 1 Departemen Arkeologi FIB UGM Jalan Sosio Humaniora, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 2 Alumnus Prodi S2 Geografi Fakultas Geografi UGM Sekip Utara Jalan Kaliurang, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 3 Mahasiswa Prodi S2 Penginderaan Jauh Fakultas Geografi UGM Sekip Utara Jalan Kaliurang, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia Pos-el yuwono Naskah diterima 30 Oktober 2022 - Revisi terakhir 4 Desember 2022 Disetujui terbit 5 Desember 2022 Abstract Trenggalek Regency is one of the regencies in the southern part of East Java Province, which its landscape strongly expresses the historical influence of ancient volcanism and tectonics. Unlike the three neighboring districts, namely Ponorogo, Pacitan, and Tulungagung, the archaeological potential related to the condition of the Trenggalek region's landscape has not been studied much. Hills and mountains with steep slopes form nearly 80% of the Trenggalek area. In the south, karst hills and coastal areas are stretch from west to east, connecting with the East Pacitan karst area on the west and the Tulungagung karst area on the east. The lowlands are only found in the central part, forming an intermontane basin with the Ngasinan River as the main river. A geoarchaeological approach is needed to explore the archaeological potential by studying the uniqueness of its landscape history and geological formations. Through this approach, this research leads to the pilot development of a geopark based on the features and uniqueness of the Trenggalek region's natural history and its correlation with the accompanying non-geological aspects, namely the diversity of archaeological and biological sites. Initial efforts were made by finding, recording, and assessing the features and uniqueness of locations that could potentially be used as geosites. This concept combines earth, cultural and biological aspects to conserve geological heritage, enhance the local economy, and education. The analysis of each element is based on a geoarchaeological perspective through spatial data processing based on the Geographic Information System GIS. The result is in the form of scientific knowledge about the geoarchaeological potential of the Trenggalek area and recommendations for geopark development according to the potential level of each geosite. Keywords geoarchaeology; geopark; geosite; natural landscape; GIS Abstrak Kabupaten Trenggalek adalah salah satu kabupaten di bagian selatan Provinsi Jawa Timur yang bentang alamnya mengekspresikan secara kuat pengaruh sejarah vulkanisme dan tektonika purba. Berbeda dengan ketiga kabupaten tetangganya, yakni Kabupaten Ponorogo, Pacitan, dan Tulungagung, potensi arkeologi yang berkaitan dengan kondisi bentang alam wilayah Trenggalek belum banyak dikaji. Hampir 80% wilayah Trenggalek dibentuk oleh satuan perbukitan dan pegunungan berlereng curam. Di bagian selatan, perbukitan karst dan wilayah pesisir membentang barat-timur, menyambung dengan JURNAL PANALUNGTIK Vol. 5, No. 1, Juli 2022 16 – 33 17 Wilayah Karst Pacitan Timur di sebelah baratnya, dan Wilayah Karst Tulungagung di sebelah timur. Dataran rendah hanya dijumpai di bagian tengah, membentuk intermontane basin dengan Kali Ngasinan sebagai sungai utamanya. Pendekatan geoarkeologi diperlukan untuk menggali potensi arkeologi melalui telaah atas keunikan bentang alam sejarah dan bentukan geologi yang dimilikinya. Melalui pendekatan tersebut penelitian ini mengarah pada rintisan pengembangan geopark berbasis keistimewaan dan keunikan sejarah alam wilayah Trenggalek, dan korelasinya dengan aspek-aspek non-geologi yang menyertai, yaitu keragaman situs arkeologi dan biologi. Upaya awal dilakukan dengan menemukan, mendata, dan menilai keistimewaan serta keunikan lokasi-lokasi yang berpotensi dijadikan geosite. Konsep ini bersifat integral untuk memadukan aspek-aspek kebumian, budaya, dan biologi dalam kepentingan konservasi warisan geologi, peningkatan ekonomi lokal, dan edukasi. Analisis terhadap masing-masing unsur berdasarkan perspektif geoarkeologi melalui pengolahan data spasial berbasis Geographic Information System GIS. Hasil akhir yang dicapai berupa pengetahuan ilmiah tentang potensi geoarkeologi wilayah Trenggalek dan rekomendasi pengembangan geopark menurut tingkat potensi masing-masing geosite. Kata Kunci geoarkeologi; geopark; geosite; bentang alam; GIS PENDAHULUAN Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu kabupaten di bagian selatan Provinsi Jawa Timur yang wilayahnya didominasi oleh perbukitan dan pegunungan. Wilayah barat hingga timur merupakan bagian dari Pegunungan Selatan Jawa yang berbatasan dengan Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo di bagian barat, Kabupaten Tulungagung di bagian timur, dan Samudera Hindia di bagian selatan. Wilayah utara berbatasan dengan Perbukitan Rajegwesi di selatan Gunung Wilis. Dataran rendah hanya dijumpai di bagian tengah, terutama di sebagian Kecamatan Trenggalek, Karangan, Tugu, Pogalan, dan Durenan. Asosiasi antar bentuk lahan yang menghasilkan perbedaan topografi secara ekstrim ini menjadikan wilayah dataran rendah di tengah terkesan seperti cekungan yang “dipagari” oleh tinggian di hampir semua sisinya intermontane basin. Punggungan di sisi selatan, barat, utara hingga sebagian sisi timur cekungan merupakan segmen geologi dan fisiografi jalur Pegunungan Pacitan Timur – Ponorogo – Trenggalek yang berbatuan vulkanik dan sedimen Tersier Paleogene dan Neogene Hasil pembacaan Peta Geologi Indonesia Digital, Puslitbang Geologi. Dari tinggian-tinggian inilah pola aliran sungai drainage pattern dengan kerapatan relatif tinggi terbentuk dan menyatu di wilayah tengah menjadi aliran permanen perennial Kali Ngasinan. Celah sempit di sisi timur merupakan wilayah pertemuan antara Kali Ngasinan dan Kali Brantas yang menjadi sungai utama di Jawa Timur Yuwono 2017, 74. Beberapa puncak di sebelah timur dan barat cekungan, meliputi Gunung Kekep, Gunung Cilik, Gunung Bale, Gunung Orak-arik, dan Gunung Jompong, mencirikan bentang alam yang dibentuk oleh aktivitas vulkanik dengan struktur geologi purba. Litostratigrafi penyusun pegunungan di wilayah Trenggalek didominasi oleh formasi-formasi batuan tua, yang sebagian sudah terbentuk sejak kala Oligosen 30 juta tahun yang lalu. Fasies pembentukannya pun bervariasi, termasuk oleh aktivitas vulkanisme bawah laut Volcanism/Extrusive/Submarine dan terobosan magma intrusive, yang Potensi Geoarkeologi Wilayah Trenggalek dan Peluangnya… J. Susetyo, Janati, Raka 18 sekarang membentuk jajaran bukit dan bukit tunggal yang berdiri terpisah isolated hill. Di wilayah selatan Kabupaten Trenggalek dan menerus ke timur hingga Kabupaten Tulungagung, berkembang topografi karst pada formasi batugamping berumur Miosen Formasi Campurdarat/Tmcl yang berpotensi membentuk gua-gua alam Yuwono 2017, 77; Samodra 2005, 205-207; Bemmelen 1949, 546-547. Berdasarkan studi formasi batuan beserta fasies pembentukannya melalui Peta Geologi Indonesia Digital keluaran Puslitbang Geologi, diketahui bahwa potensi kebumian Trenggalek cukup beragam. Hasil penghitungan penulis terhadap luas masing-masing formasi batuan tersebut menunjukkan bahwa bentang alam tua berupa perbukitan dan pegunungan mendominasi hingga 79,10% luas wilayah ha. Hanya sebagian kecil wilayah 20,89 % atau ha yang merupakan bentang alam muda Holosen, yang membentuk dataran aluvial di bagian tengah wilayah Trenggalek. Di sisi lain, situs-situs arkeologi di Kabupaten Trenggalek yang sudah diteliti kebanyakan terkategori muda masa klasik, di antaranya Candi Brongkah, Situs Semarum, dan Situs Kamulan Priswanto 2021, 158-162. Sementara itu, potensi prasejarah wilayah ini belum pernah diangkat melalui penelitian. Padahal, wilayah karst Trenggalek juga berpotensi mengandung Gua-gua arkeologis, apalagi wilayah-wilayah karst yang mengapitnya sudah terbukti mengandung situs-situs gua prasejarah penting. Wilayah-wilayah dimaksud adalah Pacitan dan Ponorogo di sebelah barat, serta Tulugagung di sebelah timur menerus ke wilayah Blitar dan Malang. Penelitian-penelitian arkeologi di luar wilayah Trenggalek bahkan sudah dirintis sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda. Di Kabupaten Ponorogo, penelitian di Gua Lawa, Sampung, sudah diawali oleh van ES pada tahun 1926, dilanjutkan oleh van Stein Callenfels tahun 1928 hingga 1931. Situs ini dianggap penting sehingga melahirkan sebutan “Sampung bone culture” dikarenakan melimpahnya artefak tulang sebagai sarana adaptasi manusia prasejarah. Tiga rangka manusia juga ditemukan selama ekskavasi di dalam gua Yuwono 2013, 285-293. van Reitschoten menemukan sisa manusia di Gua Wajak, Campurdarat, Tulungagung pada tahun 1889. Temuan berupa tengkorak seorang wanita berusia 30 tahun, kapasitas otak cukup besar 1550 cc, dengan tinggi badan sekitar 170 cm, yang kemudian dikenal sebagai manusia Wadjak I. Setahun kemudian, manusia Wadjak II ditemukan di lokasi yang sama oleh Eugene Dubois. Temuan dimaksud berupa tengkorak laki-laki berkapasitas otak 1650 cc dan tinggi badan 170 cm. Keduanya memiliki ciri-ciri ras campuran Australomelanesid – Mongoloid. Hasil tes uranium oleh T. Jacob telah menempatkan temuan ini ke dalam kronologi pertanggalan Holosen Awal, kira-kira tahun lalu Widianto 2001, 296-312; 2010; Aziz and de Vos 1989. Begitu pentingnya temuan ini, akhirnya tahun penemuan manusia Wadjak I dijadikan tonggak penting dalam sejarah penelitian paleoantropologi di Indonesia. Van Stein Callenfels sudah mengawali penelitian di Kecamatan Punung, Pacitan sejak 1927. Hingga sekarang sudah tidak terhitung banyaknya penelitian yang dilakukan di sana, baik oleh para peneliti Indonesia maupun luar Indonesia Yuwono 2013, 11-18. Sementara di wilayah Trenggalek penelitian arkeologi prasejarah belum pernah JURNAL PANALUNGTIK Vol. 5, No. 1, Juli 2022 16 – 33 19 dilakukan. Padahal secara geografis posisi wilayahnya sangat strategis untuk merunut jalur migrasi purba di Jawa bagian timur. Wilayah ini berada paling dekat dengan Gunung Wilis yang paling memungkinkan menjadi satu-satunya jembatan darat penghubung antara Punggungan Antiklinorium Kendeng di utara dan Pegunungan Selatan Jawa, pada saat dataran rendah di sekitarnya belum sepenuhnya terbentuk. Secara arkeologis, kedua zona fisiografi ini memiliki karakter dan kronologi hunian berbeda. Punggungan Kendeng di utara dihuni oleh generasi-generasi manusia purba Homo erectus bertarikh Pleistosen Akhir, sedangkan Pegunungan Selatan Jawa menjadi homebase bagi generasi-generasi manusia modern Homo sapiens selama Pleistosen Akhir – Holosen Yuwono 2012, 8-11; 2013, 281-284. Posisi Trenggalek sebagai mata rantai penting dalam pengungkapan sejarah okupasi manusia prasejarah perlu untuk segera diteliti. Dari gambaran di atas, permasalahan utama research problem yang mengemuka adalah “Belum tergalinya potensi geokultural, khususnya geoarkeologi, wilayah Trenggalek yang dapat mengangkat ketertinggalannya terhadap wilayah sekitarnya”. Salah satu model pengembangan yang berpeluang untuk diaplikasikan sesuai dengan potensi wilayahnya adalah melalui pengembangan geopark. Geopark merupakan bentuk pengembangan wilayah secara strategis melalui pelestarian warisan geologi yang signifikan bersama aset alam dan budaya lainnya. Selain untuk tujuan konservasi warisan geologi, geopark juga mempromosikan pembangunan ekonomi berkelanjutan dari masyarakat lokal melalui pengembangan geowisata dan pendidikan. Ketiga hal inilah yang menjadi pilar bagi pengembangan geopark, yakni konservasi, peningkatan ekonomi lokal, dan edukasi Henriques & Brilha, 2017 Sebuah kawasan geopark ditandai oleh satu atau beberapa geosite unggulan yang ditentukan melalui kajian ilmiah. Di kawasan Geopark Gunungsewu, misalnya, terdapat 33 geosite yang dikelompokkan ke dalam 30 situs geologi geological sites dan 3 situs non-geologi non-geological sites. Ketiga situs non-geologi yang dimaksud berupa 2 situs biologi biological sites and biodiversities, yaitu Wanagama GeoForest dan Turunan GeoForest; serta 1 situs arkeologi cultural site, yaitu Ngrijangan archaeological site Samodra, 2009; The Indonesian National Committee for Geoparks, 2013. Dengan demikian, konsep geopark juga mengakomodasikan situs-situs non-geologi, dengan kekhususan bahwa situs-situs tersebut memiliki hubungan erat dengan kondisi geologi setempat. METODE Setidaknya terdapat empat pengertian dasar geopark Samodra, 2009. Pertama, geopark adalah kawasan yang memiliki arti sebagai suatu warisan geologi dan menjadi tempat implementasi strategis bagi pengembangan ekonomi berkelanjutan, yang dilakukan melalui struktur manajemen yang baik dan realitis. Kedua, geopark berimplikasi memberikan peluang bagi penciptaan lapangan pekerjaan untuk masyarakat setempat dalam hal memperoleh keuntungan ekonomi secara nyata; biasanya melalui industri pariwisata yang berkelanjutan. Ketiga, di dalam kerangka geopark, objek warisan geologi dan pengetahuan geologi berbagi dengan masyarakat umum dan berhubungan Potensi Geoarkeologi Wilayah Trenggalek dan Peluangnya… J. Susetyo, Janati, Raka 20 dengan aspek lingkungan alam dan budaya. Keempat, konsep geopark menitikberatkan tujuannya pada dua kepentingan, yaitu melindungi objek warisan geologi termasuk budaya di dalamnya dan mengembangkan ekonomi lokal. Secara teoritis, semua aspek geokultural memerlukan bentuk kontekstualisasi di dalam pengembangan geopark. Dengan demikian, kajian geoarkeologi dapat dijadikan dasar bagi pengembangan konsep geopark. Premis dasar geoarkeologi menyatakan bahwa suatu situs merupakan bagian dari bentang alam yang integral dengan ekosistem manusia. Studi yang bersifat interdisipliner ini memperhatikan rekaman fisik yang dibentuk oleh aktivitas budaya arkeologi dan alam geomorfologi. Tujuannya adalah mengidentifikasi hubungan dan saling pengaruh di antara keduanya dalam mengubah bentang alam Yuwono 2020, 7; 2013, 24; French 2003; Butzer 1982, 35-38. Premis seperti ini menegaskan kuatnya hubungan antara geologi dan budaya termasuk arkeologi, sehingga dapat dijadikan salah satu pertimbangan di dalam penentuan geosite. Warisan alam dan arkeologi adalah aset yang tidak dapat diperbaharui non-renewable, tetapi dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara berkelanjutan melalui penanganan yang tepat. Bentuk penanganan yang sesuai dengan potensi tersebut di Kabupaten Trenggalek adalah melalui pengembangan geopark. Keistimewaan masing-masing geosite di dalam kawasan geopark sekaligus menjadi objek wisata alam geotourism yang dapat memberikan keuntungan tiga keuntungan, yaitu konservasi warisan geologi, peningkatan ekonomi lokal, dan edukasi Gambar 1. Sejalan dengan kerangka di atas, penelitian ini dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap analisis dan pemetaan GIS, serta tahap sintesis dan finalisasi peta tematik GIS. Beberapa peta dan informasi geospasial yang diakses berupa Peta Rupa Bumi Indonesia RBI digital, skala 1 sheet Bendungan 1508-212, Pule 1507-533, Trenggalek 1507-534, Kalangbret 1507-543, Kampak 1507-532, Dongko 1507-531, Sukorejo 1507-442, Panggul 1507-Gambar 1. Skema sinergi masing-masing geosite dalam konsep pengembangan geopark Sumber Dokumen Prariyadiyani, 2022. JURNAL PANALUNGTIK Vol. 5, No. 1, Juli 2022 16 – 33 21 424, Munjung 1507-513, Prigi 1507-514, Popoh 1507-523, produksi Badan Informasi Geospasial BIG; Peta Geologi Indonesia Digital produksi Puslitbang Geologi; dan DEM SRTM. Pengumpulan data lapangan dilakukan melalui survei, pemetaan, dan wawancara, dengan jangkauan keruangan mencakup bentang alam pesisir dan pedalaman. Analisis data dan pemetaan GIS dilakukan terhadap unsur-unsur bentang alam geologi yang unik, budaya, serta biologi. Adapun tahap sintesis dan finalisasi peta tematik GIS dilakukan melalui pengolahan data spasial untuk menentukan potensi geosite unggulan dan representasinya melalui peta. HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Geosite Kabupaten Trenggalek Pengumpulan data penelitian dilakukan selama dua tahun, yakni tahun 2015 Priswanto et al. 2017, 1-5 dan tahun 2016. Beberapa lokasi yang pernah disurvei pada 2015 disurvei ulang untuk pengecekan koordinat dan sekaligus melengkapi kriteria isian data atribut pada checklist survei. Daftar semua lokasi yang telah disurvei beserta kriteria penting masing-masing tertera pada Tabel 1 – 2, dan Gambar 2. Tabel 1. Daftar Lokasi Survei di Kabupaten Trenggalek Potensi Geoarkeologi Wilayah Trenggalek dan Peluangnya… J. Susetyo, Janati, Raka 22 Keterangan No. 1-14 Survei tahun 2015 dan 2016 No. 15-29 Survei tahun 2016 Survei tahun 2015 oleh Balai Arkeologi Yogyakarta dan penulis dilibatkan pada kegiatan tersebut, sedangkan survei tahun 2016 oleh penulis. Tabel 2. Formasi, Fasies, dan Umur Batuan Masing-masing Stasiun Survei Sedimentation/Clastic/River Sedimentation/Clastic/River Sedimentation/Clastic/River Sedimentation/Clastic/Transitional Sedimentation/Clastic/Transitional Sedimentation/Clastic/Transitional Sedimentation/Clastic/River Sedimentation/Clastic/Transitional Sedimentation/Clastic/River Sedimentation/Clastic/River Volcanism/Extrusive/Subaerial Sedimentation/Clastic/Transitional Sedimentation/Clastic/Transitional Volcanism/Extrusive/Subaerial Sedimentation/Clastic/Littoral JURNAL PANALUNGTIK Vol. 5, No. 1, Juli 2022 16 – 33 23 Sedimentation/Clastic/Littoral Sedimentation/Clastic/River Sedimentation/Clastic/River Sedimentation/Clastic/Littoral Sedimentation/Clastic/River Sedimentation/Clastic/River Sedimentation/Clastic/River Sedimentation/Clastic/River Sedimentation/Clastic/River Sedimentation/Clastic/River Volcanism/Extrusive/Submarine Sumber Peta Geologi Indonesia Digital, Puslitbang Geologi Bandung. Potensi Geoarkeologi Wilayah Trenggalek dan Peluangnya… J. Susetyo, Janati, Raka 24 Berdasarkan data di atas, dapat diberikan penilaian terhadap potensi geosite secara kualitatif dengan mempertimbangan keunikan atau daya tarik fitur geologi, morfoasosiasi, dan potensi geoarkeologi. Potensi geosite yang dimaksud dikelompokkan menjadi situs geologi 24 lokasi, situs biologi 4 lokasi, dan situs arkeologi 13 lokasi. Satu geosite dapat memiliki lebih dari satu potensi, bahkan ada yang memiliki ketiga potensi sekaligus, yaitu Gua Lawa dan Pantai Konang. Penentuan geosite dari potensi rendah ke tinggi tidak hanya mempertimbangkan jumlah potensi yang dimilikinya gabungan antara potensi geologi, arkeologi, dan biologi, tetapi juga daya tarik attractiveness bentang alam yang bersangkutan untuk dikembangkan sebagai objek geowisata Tabel 3. Tabel 3. Potensi Geosite Masing-masing Stasiun Survei Gambar 2. Peta agihan formasi batuan di Kabupaten Trenggalek Sumber Yuwono 2017, 82 dengan modifikasi. JURNAL PANALUNGTIK Vol. 5, No. 1, Juli 2022 16 – 33 25 Keterangan DA Dataran Aluvial, DAP Dataran Aluvial Pantai, PS Perbukitan Struktural, PV Perbukitan Vulkanik, PK Perbukitan Karst Geosite berpotensi sedang di Kabupaten Trenggalek antara lain dapat dilihat di beberapa morfologi bukit atau gunung, yaitu Gunung Kekep, Gunung Cilik, dan Gunung Bale Semarung, Bukit Jogorogo, tempat Prasasti Watugurit ditemukan, serta beberapa lokasi di sepanjang aliran Kali Ngasinan. Di sepanjang pesisir selatan terdapat tiga lokasi yang berpotensi sedang, yaitu Pantai Konang, Pantai Damas, dan lokasi konservasi mangrove. Potensi Geoarkeologi Wilayah Trenggalek dan Peluangnya… J. Susetyo, Janati, Raka 26 Potensi geosite sedang juga dimiliki oleh Candi Brongkah yang menjadi salah satu potensi arkeologi di dataran rendah Trenggalek. Sebenarnya situs ini cukup menarik untuk dikembangkan, tetapi penataan dan kemasannya perlu dibenahi agar muatan dan nilai penting sebagai situs arkeologi semakin tinggi. Selain sejumlah geosite berpotensi sedang, hasil penelitian rintisan di Kabupaten Trenggalek mendata sedikitnya 13 geosite berpotensi tinggi Tabel 3. Pantai dan pegunungan menjadi unsur bentang alam penting yang menyediakan banyak potensi geosite yang sarat dengan informasi sejarah alam geologi. Di antara stasiun-stasiun tersebut ada satu yang memiliki ketiga potensi sekaligus situs geologi, situs arkeologi, dan situs biologi. Geosite dimaksud adalah Gua Lawa dan bentang alam sekitar yang berasosiasi dalam sejarah pembentukan gua speleogenesis dan sekaligus penghunian gua oleh para penghuni awal prasejarah Gambar 3 dan 4. Keistimewaan bentang alam karst dalam konteks pengembangan geopark didukung oleh beberapa faktor. Pertama, daya tarik karst menguatkan tujuan konservasi dan sekaligus pengembangan pariwisata. Keduanya dapat saling mendukung, sehingga kerusakan oleh pengunjung dapat diminimalisir. Kedua, geowisata yang dikembangkan melalui geopark dapat memfasilitasi geoedukasi untuk semua pihak. Ketiga, geopark menempatkan karst dalam konteks geologi yang tepat, yang sangat penting untuk pemahaman karst secara komprehensif dalam bingkai pengetahuan geologi modern. Keempat, pengembangan geopark karst dapat memfasilitasi pemahaman mendalam tentang esensi fenomena karst. Kelima, geopark karst dapat membangun hubungan antara lanskap geologi dan etnokultural Ruban 2018, 2. Pertimbangan ini menyiratkan bahwa perbukitan dan pesisir karst di wilayah selatan Tenggalek dapat menjadi inti pengembangan geopark, yang sekaligus dapat menghidupkan potensi geosite non-karst di utaranya. Gambar 3. Pintu masuk entrance Gua Lawa Sumber Yuwono, 2012, 6. Gambar 4. Upstream sungai bawah tanah Gua Lawa Sumber Yuwono, 2012, 6. JURNAL PANALUNGTIK Vol. 5, No. 1, Juli 2022 16 – 33 27 Objek lainnya ialah Gunung Jompong yang menjadi salah satu andalan objek alam di Kabupaten Trenggalek. Gunung Jompong memiliki litologi Formasi Mandalika/Tomm, tersusun atas batuan vulkanik ekstrusif yang terbentuk selama Oligosen-Miosen. Di bagian puncaknya terkonsentrasi bongkah-bongkah lava basal dengan kenampakan unik. Detil struktur kekar kolom columnar joint dari batuan lava basal Formasi Mandalika menjadi bukti bahwa aktivitas vulkanik purba pernah berlangsung di Trenggalek Gambar 5. Dari puncak bukit ini bahkan dapat diamati pula beberapa bukit dengan morfologi kubah yang juga dihasilkan melalui proses vulkanik purba selama Oligosen-Miosen. Objek lain dari bentang alam pegunungan di Trenggalek dapat diamati di Gunung Linggo, yaitu sebuah sisa kepundan yang masih berdiri tegak. Batuannya berasal dari intrusi magma pada Oligosen-Miosen. Bukit ini sekarang sering digunakan oleh tentara untuk latihan panjat tebing Gambar 6. Gambar 6. Gunung Linggo Sumber Dokumen J. Prariyadiyani, 2016. Gambar 5. Gunung Jompong dan kenampakan kekar kolom Sumber Dokumen J. Prariyadiyani, 2016. Potensi Geoarkeologi Wilayah Trenggalek dan Peluangnya… J. Susetyo, Janati, Raka 28 Selain perbukitan, lingkungan pesisir Kabupaten Trenggalek menyimpan potensi besar untuk dikembangkan sebagai geosite. Beberapa pantai yang disurvei adalah pantai-pantai di bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Pacitan Pantai Pelang, Pantai Karanggongso, dan Pantai Pasir Putih, dan di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung Pantai/Teluk Prigi Gambar 7 dan 8. Gambar 9 memberikan ilustrasi keruangan dari semua potensi geosite di Kabupaten Trenggalek, khususnya yang masuk kriteria sedang dan tinggi. Dari peta tersebut maka rencana pengembangan geopark dapat diprioritaskan di beberapa zona. Potensi bentang alam perbukitan dapat difokuskan di tiga zona a Zona Gunung Gading, Gambar 8. Teluk Prigi kiri dan latar belakang pemandangan Gunung Sepikul di sekitar Gua Lawa kanan Sumber Dokumen J. Prariyadiyani, 2016. Gambar 7. Air terjun Pantai Pelang Sumber Dokumen J. Prariyadiyani, 2016. JURNAL PANALUNGTIK Vol. 5, No. 1, Juli 2022 16 – 33 29 Gunung Jompong, dan Gunung Linggo; b Zona Lahar Rajegwesi; dan c Zona Gua Lawa dan Gunung Sepikul. Adapun potensi pesisir dapat difokuskan di dua zona a Zona Pantai Pelang pada kelompok barat; b Zona Teluk Prigi, Pantai Pasir Putih, dan Pantai Karanggongso pada kelompok timur. Posisi Geoarkeologi dalam Konteks Pengembangan Geopark Penelitian arkeologi di Kabupaten Trenggalek relatif masih dini dan belum mampu menyajikan objek yang sifatnya monumental kepada masyarakat luas selain Candi Brongkah Priswanto 2021, 158-159. Padahal potensi arkeologi yang seharusnya ada di wilayah ini dapat diidentifikasi, mengingat keletakannya yang strategis terutama dalam konteks migrasi manusia prasejarah. Penjelasan tentang kasus migrasi prasejarah tidak dapat dilepaskan dari kondisi paleogeografi suatu kawasan. Dalam konteks ini, wilayah Kabupaten Trenggalek yang hampir 80% luasannya dicirikan oleh sisa-sisa bentang alam tua relict landscape memiliki tiga implikasi penting. Pertama, Kondisi paleogeografi Kabupaten Trenggalek yang tersusun oleh formasi-formasi batuan tua tidak mengalami banyak perubahan sejak zaman purba hingga sekarang, kecuali di dataran rendah yang merupakan bentang alam baru Holosen. Kedua, semakin luas bentang alam tua yang masih tersisa semakin berpeluang pula untuk menyumbangkan informasi tentang sejarah alam dan budaya purba. Ketiga, peradaban muda yang berkembang di dataran rendah Trenggalek tidak terlepas dari pengaruh proses geomorfologi yang berlangsung di pegunungan sekitarnya. Kondisi bentang alam seperti ini dapat digunakan untuk menginterpretasi pemahaman masyarakat klasik Jawa Kuna tentang karakter wilayah huniannya dan mekanisme Gambar 9. Peta sebaran potensi geosite di Kabupaten Trenggalek Sumber Dokumen Yuwono dan Pranadipta, 2022. Potensi Geoarkeologi Wilayah Trenggalek dan Peluangnya… J. Susetyo, Janati, Raka 30 adaptasinya. Tiga hal ini semakin menegaskan bahwa Kabupaten Trenggalek memiliki peluang besar untuk berkembang bermodalkan warisan alam, budaya, dan biologi yang dimilikinya. Secara regional, titik-titik persinggungan antara Pegunungan Selatan dan Gunung Wilis memiliki peran strategis dalam kajian budaya prasejarah. Morfologinya berupa pegunungan tertoreh kuat berarah timurlaut-baratdaya berumur Oligosen-Miosen, tersusun atas batuan vulkanik Formasi Mandalika dan batuan sedimen klastik Formasi Arjosari. Kondisi paleogeografi seperti ini menjadikan Trenggalek sebagai mata rantai penting untuk merunut proses migrasi purba Gambar 10. Dari daerah-daerah tersebut komunitas prasejarah dari Punggungan Kendeng kemudian menyebar dan mengokupasi gua-gua di Pacitan dan Jawa Timur bagian selatan. Menurut hipotesis ini, wilayah Trenggalek adalah cabang timur dari pergerakan kaum migran prasejarah, setelah mereka melewati punggungan di selatan Gunung Wilis perbatasan Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Trenggalek. Sementara cabang barat kemudian berkembang menjadi komunitas prasejarah Gunungsewu, yang sekarang sudah diangkat sebagai bagian dari Global Geoparks Network oleh UNESCO. Ditemukannya beberapa prasasti di wilayah Kabupaten Trenggalek, yaitu Prasasti Kamulan 1164 Saka Priswanto 2021, 161-162 dan Prasasti Watugurit Priswanto et al. 2017, 75, membuktikan bahwa peradaban klasik Jawa Kuna juga berkembang di Gambar 10. Jalur purba antara Punggungan Kendeng dan Pegunungan Selatan di sekitar Gunung Wilis Sumber Yuwono 2013, 290. Keterangan Tanda panah menunjukkan arah gerakan migrasi lokal pada masa prasejarah. Panah ke kiri menuju wilayah karst Pacitan, sedangkan panah ke kanan menuju wilayah karst Jawa Timur bagian selatan. Posisi Trenggalek menjadi mata rantai strategis dalam pergerakan migrasi prasejarah ke arah timur, sebelum mencapai Situs Wajak di Campurdarat, Tulungagung. JURNAL PANALUNGTIK Vol. 5, No. 1, Juli 2022 16 – 33 31 wilayah ini. Hasil-hasil penelitian oleh Balai Arkeologi Yogyakarta pada 2015 dan tahun-tahun sebelumnya dapat digunakan sebagai bukti awal untuk semakin menggiatkan penelitian arkeologi secara lebih terpogram dan berkiblat pada isu-isu pengembangan wilayah. Dalam konteks perencanaan geopark, posisi arkeologi sebenarnya cukup strategis, baik sebagai stimulan maupun sebaliknya. Sebagai stimulan, arkeologi dapat mengarahkan konsep pengembangan geopark yang bertitik-tolak pada fenomena kebumian, dengan memberikan bukti-bukti bahwa paleogeografi Kabupaten Trenggalek tidak terlepas dari fenomena budaya purba. Arkeologi memiliki kemampuan untuk merangkai fenomena alam dan budaya, karena di sinilah sebenarnya aktualisasi dari paradigma penjelasan proses budaya yang diemban arkeologi. Melalui pemberdayaan hasil-hasil penelitian yang terprogram dan berkiblat pada isu-isu pengembangan wilayah, arkeologi justru menempati posisi strategis dalam perancangan konsep geopark ini. Informasi arkeologi justru dapat memberikan ruh atas fenomena alam yang terekam pada jejak-jejak geosite. Sebaliknya, arkeologi juga dapat berperan sebagai pihak “kedua”, dengan meningkatkan kepekaan terhadap program-program dan bentuk-bentuk eksplorasi di sektor lain, baik yang dikembangkan oleh masyarakat, akademisi, maupun pemerintah setempat. Dalam hal ini, arkeologi tidak harus menjadi yang terdepan atau bahkan bekerja sendirian, tetapi dapat menempatkan diri dan menjadi bagian dari isu yang lebih strategis yang dikembangkan oleh sektor lain. SIMPULAN Geopark merupakan konsep integral yang memadukan aspek-aspek kebumian, budaya, dan biologi untuk kepentingan konservasi warisan geologi, peningkatan ekonomi lokal, dan edukasi. Penelitian ini memperoleh peluang penting untuk mengusulkan beberapa spot di Kabupaten Trenggalek sebagai geosite yang dapat menunjang pengembangan geopark. Sedikitnya terdapat tiga komponen yang perlu dikelola di dalam pengembangan program dimaksud. Pertama, aset yang dapat dikembangkan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rintisan atau alternatif bagi inventarisasi dan pendokumentasi aset-aset wilayah, baik yang sudah dikembangkan melalui pariwisata, maupun yang selama ini belum tersentuh program apapun. Untuk memperkaya aset ini, segenap pihak perlu ikut bertanggung jawab dengan mensosialisasikan hasil-hasil kajiannya kepada pemerintah setempat. Sebaliknya, pemerintah dapat menentukan prioritas atau leading sector untuk mengembangkan hasil-hasil penelitian yang sudah terinventarisasi dan terdokumentasi. Kedua, kelembagaan dan jaringan kerjasama, baik secara internal maupun eksternal untuk mengelola program mulai dari hulu hingga hilir. Ketiga, masyarakat sebagai unsur terpenting dalam perancangan dan implementasi program perlu dilibatkan seluas-luasnya agar tujuan penting dari geopark, yaitu konservasi warisan geologi, peningkatan ekonomi lokal, dan edukasi dapat terwujud. “From conservation to people welfare – From people welfare to peace and better life” perlu dijadikan motivasi untuk Potensi Geoarkeologi Wilayah Trenggalek dan Peluangnya… J. Susetyo, Janati, Raka 32 menempatkan masyarakat dan sumberdaya alam sebagai titik sentral pengembangan geopark, tanpa mengesampingkan isu-isu sentral penghunian awal wilayah yang potensinya tergali melalui pendalaman geoarkeologi. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada Balai Arkeologi Yogyakarta yang sudah melibatkan penulis pada penelitian arkeologi di Kabupaten Trenggalek pada 2015, dan Departemen Arkeologi FIB UGM yang sudah mendanai penelitian melalui Skema RKAT Tahun 2016. DAFTAR PUSTAKA Aziz, F., & de Vos, J. 1989. Rediscovery of the Wadjak Site Java, Indonesia. Journal of the Anthropological Society of Nippon, 971, 133–144. Bemmelen, R. W. van. 1949. The Geology of Indonesia, Martinus Nijhoff, The Hague. Butzer, K. W. 1982. Archaeology as Human Ecology. Cambridge University Press. Henriques, M. H., & Brilha, J. 2017. UNESCO Global Geoparks A strategy towards global understanding and sustainability. Dalam Episodes Vol. 40, Issue 4, hlm. 349–355. International Union of Geological Sciences. Priswanto, H. 2021. Das Ngrowo-Ngasinan Pengaruh dan Manfaatnya Terhadap Tinggalan Arkeologi di Trenggalek. PURBAWIDYA Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi, 102, 155–166. Priswanto, H., & Istari, T. M. R. 2017. Bentuk dan Karakter Situs Semarum dan Situs Kamulan Kabupaten Trenggalek. Ruban, D. A. 2018. Karst as Important Resource for Geopark-Based Tourism Current State and Biases. Resources, 74. Samodra, H. 2005. Kars Goenoeng Sewoe Kumpulan Potret Potensi Sumberdaya Alam Hayati dan Nirhayati. Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral. Samodra, H. 2009. Geopark Dunia dan Situs Warisan Geologi di Indonesia. Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral. The Indonesian National Committee for Geoparks. 2013. Aspiring National Geopark of Gunung Sewu Java. Collaboration among the Gunungkidul Regency, Wonogiri Regency, Pacitan Regency, Ministry of Energy and Mineral Resources, Ministry of Tourism and Creative Economy, Ministry of Education and Culture. Widianto, H. 2001. Sisa Manusia Hunian Gua Prasejarah di Gunungsewu Mekanisme Migrasi Pasca Plestosen. EHPA, 296–312. JURNAL PANALUNGTIK Vol. 5, No. 1, Juli 2022 16 – 33 33 Widianto, H. 2010. Jejak Langkah Setelah Sangiran. Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. Yuwono, J. 2012. Melacak Bukti-Bukti Okupasi Komunitas Prasejarah di Lingkungan Karst Jawa Timur Bagian Selatan. Yuwono, J. 2013. Karakter Geoarkeologis dan Proses Budaya Prasejarah Zona Poros Ponjong - Rongkop di Blok Tengah Gunungsewu. Universitas Gadjah Mada. Yuwono, J. 2017. Wilayah Trenggalek dalam Konteks Lanskap. Dalam Bentuk dan Karakter Situs Semarum dan Situs Kamulan Kabupaten Trenggalek. Balai Arkeologi Yogyakarta. Yuwono, J. 2020. Komponen Studi Geoarkeologi dalam Acuan Keruangan. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this A. RubanThe United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization UNESCO Global Geoparks initiative balances the conservation of geological heritage with its use in purposes of tourism industry. However, the resources of geoparks and the current state of their use are yet to be fully understood. The phenomenon of karst caves, sinkholes, etc. appears to be a valuable geopark resource because it attracts numerous visitors interested in geo-, eco-, and speleotourism. Of 140 global geoparks, 37% exploit karst resources. These are located chiefly in Europe and Southeast Asia. Just a few geoparks are fully based on karst features and the others use this resource together with other geological heritage resources. Global geoparks tend to emphasize either particular karst elements or entire karst landscapes. Many interesting features gypsum and salt karst are underrepresented in global geoparks. The UNESCO Global Geoparks initiative should become more phenomenon-focused to offer full representation of karst resources. For some countries like Russia and the United States, where geoparks have not been created yet, the consideration of karst resources may provide significant advantages in the strategic development of geopark-based – the abiotic component of nature – is subject to everyday individuals’ choices. The use of some of its elements in geoparks – by fostering economic sustainable development of local communities through the promotion of geotourism and education – represents a successful path to global sustainability, as argued in detail in the present work. By connecting local actions and global challenges, and assuming the role of local culture as a crucial tool to achieve global sustainability, the UNESCO Global Geoparks can be envisaged as best practice examples of realizing the aims and goals of the International Year of Global Understanding and source of inspiration for other global challenges, such as the seventeen UN Sustainable Development Goals 2016− W. ButzerArchaeology as Human Ecology is a new introduction to concepts and methods in archaeology. It deals not with artifacts, but with sites, settlements, and subsistence. Karl W. Butzer's goal is to interpret the ecosystem of which an archaeologicial site or site network was part. Components of this study include geo-archaeology, archaeobotany, zoo-archaeology, and archaeometry. These methods are then used in examining interactions between human communities and their biophysical environment the impact of settlement on site formation and the effects of subsistence activities on plants, animals, soils, and overall landscape modification. Finally, the methods and theoretical approach, are applied to examine the processes of cultural change and continuity. The approach of Archaeology as Human Ecology goes far beyond traditional environmental archaeology, which is concerned with simple reconstruction. It provides a clear, systemic approach that immediately allows an assessment of interactions. For the first time, it attempts to develop a comprehensive spatial archaeology - one that is far more than derivative spatial Dunia dan Situs Warisan Geologi di IndonesiaH SamodraSamodra, H. 2009. Geopark Dunia dan Situs Warisan Geologi di Indonesia. Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumberdaya Langkah Setelah Sangiran. Balai Pelestarian Situs Manusia Purba SangiranH WidiantoWidianto, H. 2010. Jejak Langkah Setelah Sangiran. Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Geoarkeologis dan Proses Budaya Prasejarah Zona Poros Ponjong -Rongkop di Blok Tengah GunungsewuJ YuwonoYuwono, J. 2013. Karakter Geoarkeologis dan Proses Budaya Prasejarah Zona Poros Ponjong -Rongkop di Blok Tengah Gunungsewu. Universitas Gadjah Trenggalek dalam Konteks LanskapJ YuwonoYuwono, J. 2017. Wilayah Trenggalek dalam Konteks Lanskap. Dalam Bentuk dan Karakter Situs Semarum dan Situs Kamulan Kabupaten Trenggalek. Balai Arkeologi Yogyakarta.
\n \n\n\npeta trenggalek jawa timur
Waktulokal saat ini di Trenggalek adalah 20 menit lebih lambat waktu matahari. Trenggalek didalam peta. Lokasi: Jawa Timur, Indonesia; Garis Lintang: -8.076. Garis Bujur: 111.706; Populasi: 29,000; Ketinggian: 0 m; Open Trenggalek in Google Maps. Kota terbesar ke 50 di Indonesia.
Peta Kabupaten Trenggalek Kabupaten Trenggalek adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pusat pemerintahannya berada di Kecamatan Trenggalek yang berjarak 180 km dari Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini menempati wilayah seluas km² yang dihuni oleh ± jiwa. Letaknya di pesisir pantai selatan dan mempunyai batas wilayah sebelah utara dengan Kabupaten Ponorogo, sebelah timur dengan Kabupaten Tulungagung, sebelah selatan dengan Samudera Hindia, dan sebelah barat dengan Kabupaten Pacitan. Peta Kabupaten Trenggalek Salah satu tokoh terkenal di Trenggalek adalah Dyan Arya Menak Sopal lebih dikenal dengan nama Menak Sopal, salah seorang bupati atau penguasa Trenggalek. keterangan resmi mengenai Menak Sopal belum banyak ditulis, akan tetapi situs berupa makam dapat dijumpai di dusun Bagong, kelurahan Ngantru, kecamatan Trenggalek. Menak Sopal dikenal sebagai pahlawan bagi kaum tani di Trenggalek, usahanya untuk membangun sebuah dam atau waduk beserta saluran irigasi yang menyertainya berkembang menjadi sebuah legenda yang mengiringi tradisi sedekah bumi yang sampai saat ini dilaksanakan oleh kaum tani di kelurahan Ngantru pada bulan Sela. konon, saat membangun waduk tersebut, Menak Sopal dan pengikutnya mengalami kesulitan karena selalu saja bangunan yang membendung kali Bagong itu jebol. setelah bertapa beberapa hari akhirnya, Menak Sopal mengetahui jika penyebab jebolnya bangunan waduk tersebut karena ulah siluman bajul putih yang menguasai sungai tersebut. setelah bertemu dengan siluman bajul putih, akhirnya sang siluman bersedia untuk tidak mengganggu pekerjaan besar Menak Sopal dengan meminta tumbal seekor gajah yang berkulit putih pula. singkat cerita dengan sedikit tipu muslihat, Menak Sopal berhasil menyediakan tumbal Gajah Putih kepada Bajul Putih. Untuk diketahui pemilik Gajah Putih di daerah Wengker hanya ada satu orang yaitu seorang janda di daerah Ponorogo. PetaJawa Timur Peta Jawa Timur adalah peta Pulau Jawa dan memiliki wilayah yang sangat luas Wilayah ini meliputi daerah Jawa bagian Timur yang terkenal dengan panorama alam yang sangat indah. Sementara itu rafting air putih masih merupakan. Wisata Pantai Jawa timur mulai sepanjang Pacitan Trenggalek Tulungagung Blitar Malang Lumajang Nama KecamatanPanggullat Timurlat Zone IndonesiaWaktu Indonesia Barat WIBTime ZoneIndonesia Western Standard Time IWSTIANA Time Zone Database"Asia/Jakarta" SebelumnyaBerikutnya
KecamatanBendungan merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Tepatnya berada di bagian utara Kabupaten Trenggalek. Secara geografis terletak diantara 111° 24'-112° 11' BT dan 7° 53'-8° 34' LS. Kecamatan Bendungan berada di ketinggian 390 m dari permukaan laut. Batas-batas daerahnya, meliputi
Ilustrasi UMR Trenggalek 2023. Foto PapikyanUMR Trenggalek 2023 diputuskan naik hingga 7,8 persen dari UMR Trenggalek tahun sebelumnya. Ketetapan ini diresmikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang dituangkan dalam Surat Keputusan SK Nomor 188/889/KPTS/013/2022 tentang Penetapan Upah Minimum 2023. Lantas, berapa UMR Trenggalek 2023? Simak jawaban dan informasi lainnya seputar Upah Minimum Regional di bawah UMRIlustrasi UMR Trenggalek 2023. Foto SikkemaUpah Minimum Regional atau UMR adalah suatu standar minimum yang digunakan pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah ke pekerja. Tingkat upah minuman ditetapkan secara sektoral dan upah minimum diharapkan dapat meratakan pendapatan sehingga mempersempit ruang kesenjangan guna mewujudkan sila kelima bangsa Indonesia, yakni keadilan berapa UMR Trenggalek 2023 yang telah ditetapkan? Berikut Berita Bisnis bagikan informasi mengenai UMR Trenggalek 2023 dan wilayah lainnya yang tentang TrenggalekIlustrasi peta wilayah Trenggalek, Jawa Timur. Foto Google MapsMengutip laman Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang terletak di bagian selatan dari wilayah Provinsi Jawa Trenggalek memiliki banyak obyek wisata yang menarik bagi para wisatawan asing maupun lokal. Lima di antaranya sudah diberdayakan dengan jumlah pengunjung tercatat orang selama 2009. Trenggalek sendiri berbatasan langsung dengan beberapa wilayah administrasi lainnya. Berikut batas-batas wilayah administrasi TrenggalekUtara Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten TulungagungTimur Kabupaten TulungagungBarat Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten PacitanUMR Trenggalek 2023Ilustrasi UMR Trenggalek 2023. Foto keseluruhan, UMR Jawa Timur 2023 sebesar atau naik sebesar 7,8%. Berikut daftar UMR Trenggalek dan sekitarnya1. UMR Kabupaten Ponorogo 2023UMR Kabupaten Ponorogo 2023 sebesar UMR tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar UMR Kabupaten Tulungagung 2023UMR Kabupaten Tulungagung 2023 sebesar UMR tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar UMR Pacitan 2023UMR Pacitan 2023 sebesar UMR tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar UMR Trenggalek 2023UMR Trenggalek 2023 sebesar UMR tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar Penetapan Upah MinimumIlustrasi UMR Trenggalek 2023. Foto SikkemaMenurut Rachman dalam skripsi Pengaruh Upah Minimum Regional, Indeks Pembangunan, dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Indonesia oleh Fitriana, berikut tujuan penetapan upah minimum yang dapat dibedakan menjadi dua1. Secara MakroBerikut tujuan penetapan upah minimum secara makroMeningkatkan daya beli pekerja dan perluasan kesempatan kerjaMeningkatan produktivitas kerja nasionalSebagai perubahan struktur biaya industri sektoralMemperlancar komunikasi pekerja dan pengusahaMeningkatan etos dan disiplin kerja2. Secara MikroAdapun tujuan penetapan upah minimum secara mikro ialah sebagai berikutMeningkatkan penghasilan pekerja pada tingkat paling bawahSebagai jaring pengaman agar upah tidak merosotMengurangi kesenjangan antara upah terendah dan tertinggi di UMR Trenggalek dan informasi lainnya yang bisa disimak. Semoga UMR Kabupaten Ponorogo 2023?Berapa UMR Kabupaten Tulungagung 2023?Berapa UMR Pacitan 2023?
PetaKabupaten Trenggalek Peta Kabupaten Trenggalek on 12 January Kabupaten Trenggalek adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pusat pemerintahannya berada di Kecamatan Trenggalek yang berjarak 180 km dari Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini menempati wilayah seluas 1.205,22 km² yang dihuni oleh ±700.000 jiwa.
Dari peta Trenggalek yang kami lampirkan di bawah dapat kita lihat letak kabupaten ini berada di pesisir selatan provinsi Jawa Timur berdampingan dengan Kabupaten Tulungagung di sebelah timur dan Kabupaten Pacitan di sebelah barat. Dari pete Trenggalek dapat pula kita simpulkan batas-batas wilayah Trenggalek selengkapnya adalah sebagai berikut sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pacitan sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung Peta Trenggalek HD Agar lebih jelas, kami lampirkan peta Kabupaten Trenggalek dengan format HD. Untuk mendapatkan ukuran maksimal dan penuh, silahkan klik gambar petanya dan simpan di komputer atau ponsel anda. Peta Trenggalek di bawah ini menjelaskan jalur utama yang ditandai dengan warna merah, semakin besar garis tersebut berarti jalannya juga semakin ramai. Sedangkan kota kecamatan ditandai dengan lingkaran kecil berwarna hitam. Peta Trenggalek google map Bagi anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai wilayah Trenggalek, silahkan gunakan Trenggalek versi google map di bawah ini Demikian Peta Trenggalek Lengkap 14 Kecamatan, semoga menjadi informasi yang bermanfaat. Untuk melihat-lihat peta kabupaten di Jawa Timur, silahkan kunjungi Peta Jawa Timur Tempat Wisata/Menarik di Trenggalek Gua Lowo, Pantai Prigi, Pantai Karanggongso, Pantai Damas, Pantai Pelang, Pantai Blado, Pantai Konang, Pantai Ngampiran. Wisata Budaya Tari Tibet, Turonggo Yakso, Larung Sembonyo, Upacara Pemurnian Bendungan Bagong, Tayub, Tari Jaranan, Tradisi Ketupat, Hari Jadi Trenggalek Tour dan Travel di Trenggalek Aloha TravelAlamat Ronggo Warsito Street 25, SumbergedongTrenggalek, Kabupaten TrenggalekTelepon +62 355 796432 New Hazel Tour & TravelAlamat Ahmad Yani Street 85, SurodakanTrenggalek, Kabupaten TrenggalekTelepon +62 355 7809338 Mandiri RayaAlamat Perjalanan Jalan Raya Durenan, NgadisukoDurenan, Kabupaten TrenggalekTelepon +62 852-5977-6994 Pantai KaranggongsoAlamat TasikmaduWatulimo, Kabupaten TrenggalekTelepon +62 812-9899-2888 Buana TravelAlamat Jalan Panglima Sudirman 21, SumbergedongTrenggalek, Kabupaten TrenggalekTelepon +62 355 793089 Hotel dan Rumah Makan terkenal di Trenggalek HotelAbadi HotelJl. RA Kartini 79Telepon 0355 791799 Widowati HotelJl. Soekarno Hatta 19Telepon 0355 791109 Hayam Wuruk HotelJl. Soekarno Hatta 2Telepon 0355 792520 Rumah MakanAnda DepotJl. Panglima Sudirman 8Telepon 0355 791318 Fastfood IndonesiaRA Kartini Street 51Telepon 0355 794373 Mekar SariJl. Jend Sudirman 19Telepon 0355 795777 Mislan Sate Ayam PonorogoJl. P Diponegoro 90Telepon 0355 796446 Toko SeniBambu IndahJl. WonoantiPhone 0355 811050 PetaJalan di Kabupaten Trenggalek Gambar kedua berikut ini adalah peta infrastruktur jalan Trenggalek. Dengan melihat peta dibawah ini, kalian dapat mengetahui jalan-jalan di kab. Trenggalek yang ditandai dengan garis berwarna merah. Warna merah tebal merupakan jalan nasional, merah sedang jalan provinsi, dan dilanjutkan dengan jalan kabupaten.
Trenggalek Jawa ꦠꦽꦁꦒꦭꦺꦏ꧀, Pegon ترڠڬالَيك adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Trenggalek yang berjarak 180 km dari Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, kabupaten ini menempati wilayah seluas km² yang dihuni oleh jiwa.[1] Letaknya di pesisir pantai selatan dan mempunyai batas wilayah sebelah utara dengan Kabupaten Ponorogo; sebelah timur dengan Kabupaten Tulungagung; sebelah selatan dengan Samudra Hindia; serta sebelah barat dengan Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo. Kabupaten TrenggalekKabupatenTranskripsi bahasa daerah • Hanacarakaꦠꦽꦁꦒꦭꦺꦏ꧀ • Pegonترڠڬالَيك • Bentuk nonformal JawangGalekSearah jarum jam Pantai Blado, Gua Kumbokarno, Pantai Prigi, dan lahan sawah berlatar belakang Gunung Wilis LambangEtimologi Teranging galihGaplekJulukan Penghasil GaplekMotto Jwalita praja karanaJawa Cemerlang karena rakyatPetaKabupaten TrenggalekPetaKabupaten TrenggalekKabupaten Trenggalek IndonesiaKoordinat IndonesiaProvinsiJawa TimurDasar hukum-Hari jadi31 Agustus 1194Ibu kotaTrenggalekJumlah satuan pemerintahan Daftar Kecamatan 14Kelurahan 5Desa 152 Pemerintahan • JenisPemerintahan Kabupaten Bupati-DPRD • BupatiMochammad Nur Arifin • Wakil BupatiSyah Muhammad NatanegaraLuas[1] • km2 487,03 sq miPopulasi 2020[1] • • Kepadatan580/km2 1,500/sq mi • • • Agama 2020[1] Islam 99,72% Kekristenan -Protestan 0,20% -Katolik 0,0619% Hindu 0,004% Buddha 0,006% Konghucu dan lain-lain 0,08% • IPM 70,06 2021[1]Zona waktuUTC+0700 WIBKode pos66300Kode area telepon+62355Pelat kendaraanAG – Y**/Z*Kode resmiKayu pucungFauna resmiElang lautSitus
KabupatenTrenggalek Provinsi Jawa Timur. BAB IV GAMBARAN KEHIDUPAN DI DESA TASIKMADU A. Gambaran Desa Tasikmadu 1. Kondisi Geografis dan Demografis Tasikmadu merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Watulimo . Secara geografis desa ini terletak pada kuadran 1110430'08" dan 11060'80" Bujur Timur (BT) serta 8014'43" dan
Gambar Peta Kabupaten Trenggalek HD Lengkap – Melanjutkan postingan sebelumnya mengenai peta kabupaten di Provinsi Jawa Timur, pada kesempatan kali ini kami akan menyajikan peta Trenggalek. Peta yang akan kami tampilkan berukuran besar HD. Peta yang kami maksud meliputi peta administrasi, peta infrastruktur jalan dan peta langsung melalui satelit google map. Lihat selengkapnya. Lihat Juga Peta Provinsi Jawa Timur HD Peta Kabupaten Trenggalek Gambar pertama dibawah ini merupakan peta administrasi kab. Trenggalek. Kalian dapat mengetahui kecamatan-kecamatan yang ada di Trenggalek secara lengkap beserta batas wilayah antar kecamatannya. Lihat Peta Jalan di Kabupaten Trenggalek Gambar kedua berikut ini adalah peta infrastruktur jalan Trenggalek. Dengan melihat peta dibawah ini, kalian dapat mengetahui jalan-jalan di kab. Trenggalek yang ditandai dengan garis berwarna merah. Warna merah tebal merupakan jalan nasional, merah sedang jalan provinsi, dan dilanjutkan dengan jalan kabupaten. Lihat Peta Kab. Trenggalek Melalui Google Map Nah selanjutnya, peta ketiga dibawah ini merupakan peta secara langsung melalui satelit google map. Kalian dapat mencari lokasi tertentu di kab. Trenggalek atau pun kabupaten-kabupaten lainnya di Indonesia. Selain itu, kalian juga dapat mengetahui jarak lokasi dan waktu tempuh untuk menuju ke tempat tertentu. Lihat DISINI Tempat Wisata di Kabupaten Trenggalek Liburan ke Trenggalek? Beberapa obyek wisata populer di Trenggalek berikut ini wajib Anda kunjungi. Diantaranya seperti Air Terjun Pantai Pelang, Air Terjun Kedung Maron, Pantai Pasir Putih Trenggalek, Pantai Cengkrong, Pantai Prigi, Pantai Wawaran, Pantai Ngampiran, dan Pantai Pelang. Hotel di Kabupaten Trenggalek Butuh penginapan saat berlibur ke Trenggalek? Beberapa hotel murah dan banyak diskon berikut ini wajib Anda coba. Seperti Hotel Bukit Jaas Permai, Hotel Prigi, Hotel Widowati, Lugano Hotel, Hotel Hayam Wuruk, Hotel Atriaz, Hotel Ratu dan Wonorejo Hotel. Nah itulah beberapa gambar peta kabupaten Trenggalek HD lengkap, Provinsi Jawa Timur meliputi peta administrasi, peta infrastruktur jalan dan peta langsung via google map serta keterangannya. Semoga peta diatas dapat bermanfaat dan berguna bagi kalian dan jangan lupa lihat peta kabupaten lain di provinsi Jatim. Lihat juga Daftar Peta Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Timur lainnya berikut ini Peta Kabupaten Lamongan Peta Kabupaten Ponorogo Peta Kota Madiun Peta Kabupaten Lumajang Peta Kabupaten Jember Peta Kabupaten Madiun Peta Kabupaten Pacitan Peta Kabupaten Malang pLBR.
  • vhdpd92360.pages.dev/70
  • vhdpd92360.pages.dev/309
  • vhdpd92360.pages.dev/99
  • vhdpd92360.pages.dev/372
  • vhdpd92360.pages.dev/367
  • vhdpd92360.pages.dev/134
  • vhdpd92360.pages.dev/235
  • vhdpd92360.pages.dev/24
  • vhdpd92360.pages.dev/12
  • peta trenggalek jawa timur